Motherhood merubah diriku, aku sendiri tidak yakin aku menyukai perubahan ini.
Aku seorang wanita dengan satu anak yang baru merasakan 7 bulan menjadi ibu. Dari awal aku sudah sadar bahwa menjadi ibu akan memberikan perubahan yang besar di kehidupanku. Tapi aku tidak pernah menyangka bahwa hidupku sekarang benar-benar berputar mengelilingi anakku. Semua keputusan harus melibatkannya. Jangankan keputusan besar dalam hidup, kerja lagi? Kuliah lagi? Keputusan sehari-hari pun rasanya penuh perhitungan. Sempat untuk mandi sekarang atau nanti sore? Hari ini keburu masak atau beli saja ya? Oh, anakku menangis… kita tunda dulu sarapannya.
Salah satu gagasan paling berbahaya dan paling meresap yang kita lestarikan di dalam masyarakat kita adalah begitu seorang wanita memiliki anak, dia berhenti menjadi seorang wanita dan, sejak saat itu, hanya dianggap sebagai seorang ibu. Itu tidak terjadi pada pria yang menjadi ayah. Ayah masih diperbolehkan menjadi laki-laki dengan kepribadian dan kehidupan mereka sendiri yang terpisah.
Siangnya, anakku sedang tidur dan aku menonton ulang salah satu film bergenre romantic/drama. Film yang dulu aku suka. Aku mendengarkan soundtrack film tersebut. Lagu yang dulu aku suka, pikirku dalam benak. Aku tersadar…. dulu aku menyukai musik, menonton film setiap minggu, datang ke konser, hangout dengan teman, aku memiliki kehidupan sosial. Namun sekarang, rasanya keseharianku sangat monoton dan selalu dikejar-kejar oleh waktu. Waktu untuk menyusui, waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah, waktu untuk suami, waktu untuk diriku sendiri? hmm.... Begitu banyak bagian dalam hidupku telah berubah, dan aku berjuang untuk mengejar ketertinggalan dengan mengerti apa yang diri ini inginkan.
Aku paham, saat anakku lahir, kehidupan memang akan lebih berat namun secara bersamaan aku pun akan lahir menjadi pribadi yang lebih kuat dan lebih bahagia. Namun ternyata, sering pula berlalu hari-hari dimana aku merasa sendiri, aku merasa lelah, dan tidak bahagia. Aku mencintai anakku. Titik. Tidak ada keraguan dan tidak perlu dipertanyakan. Aku ingin memberikan yang terbaik untuknya. Namun, aku sering pula merasa, Tuhan kenapa aku? dan aku membenci diriku sendiri karena mempertanyakan ini. Aku sering merasa kurang bersyukur, jahat dan egois telah berpikir seperti ini tetapi perasaan benci itu pun hanya memperburuk keadaan. Tapi, aku takut. Jika aku jujur terhadap apa yang aku rasakan, aku akan dianggap menjadi ibu yang gagal & buruk. Aku merasa insecure. Aku takut tidak bisa memenuhi ekspektasi banyak manusia di hidup ini. Bahkan ekspektasi diriku sendiri.
I’ve just lost my spark throughout this motherhood.
Aku mulai menata diri. Mulai berdamai dan belajar beradaptasi. Ini adalah hidupku dan pertempuranku. Aku memiliki perasaan ini bukan karena aku membenci anakku, namun karena aku juga manusia. Aku mulai mengingat kembali kumpulan list rencana yang tertunda dan beberapa yang ternyata telah aku relakan begitu saja karena sudahlah… tak akan pernah terwujud. Pikirku waktu itu. Aku perlu mengatur ulang mimpi-mimpi tersebut. Apa tujuanku sekarang? Apa yang aku kejar? Apa yang membuat aku merasa dicintai? Apa yang membuat aku merasa berharga? Apa yang membuat diri ini bisa mencintai... diri sendiri?
Melakukan jeda sejenak untuk mengevaluasi hidup dengan menulis ulang mimpi tersebut ternyata memberikanku kesadaran baru. Aku tidak benar-benar kehilangan identitas diri dengan menjadi ibu. Aku hanya melampau wanita yang dulu pernah semangat mengejar mimpi ini. Aku tidak berubah. Aku masih memiliki tujuan ini dan mimpi itu tidak dilarang dan tetap bisa dikejar juga sekarang. Mungkin dalam bentuk yang berbeda, tapi tidak apa-apa, dengan tujuan yang sama. Tapi aku tetap aku, aku dengan hobi, mimpi dan diriku sendiri.
Yang aku rasakan ini adalah nyata dan menutupinya tidak akan menyelesaikan masalah. So, I will accept it.
Untuk ibu diluar sana. You’ve got this, Mama! Take a pause. Review what you want in your life, what you can hold on and start later, what you want to remove. Tulis semua hal yang bisa membuat hari mu bahagia. Bahkan sesederhana me time untuk nonton drama korea favorit. If you need help, seek for it! Jangan ragu untuk bicarakan dengan pasanganmu, orang-orang terdekatmu. List out apa saja support system yang kita butuhkan untuk mengejar mimpi dan keinginan tersebut. Jangan mengharapkan mereka semua akan mengerti karena mereka pun memiliki banyak hal lain di kehidupannya. Tenang… satu-satu dikerjakan. Ini semua terlihat banyak sekali namun fokuslah dengan apa yang ada di depan mata. Tanpa disadari, satu persatu pun dapat kita atasi. Namun yang terpenting, lepaskan semua pikiran buruk tentang diri sendiri dan mulai menyadari bahwa dirimu telah tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Seorang ibu luar biasa, yang memang tak henti belajar dan kesempatan belajar ini yang perlu kita syukuri.
Hope we all, mothers, can find our spark again.