top of page

Anakku maunya nempel terus, wajar engga ya?

Moms, pernah gak si mengalami anak kita pengennya nempel terus. Baru kita tinggal sebentar, mungkin ke dapur atau ke kamar mandi, tangisannya sudah meraung-raung lantaran cemas berpisah dengan kita.


Ternyata hal tersebut wajar dialami oleh bayi dan balita dan merupakan bagian dari perkembangan otaknya. Ini yang dinamakan separation anxiety atau rasa cemas dan takut ketika anak berpisah oleh sesuatu atau seseorang. Tanda-tanda yang muncul pada anak dapat seperti rewel atau nangis berlebihan, perasaan cemas dan khawatir, hingga gangguan fisik seperti sakit perut, mual maupun pusing yang bisa saja dialami anak. Sehingga, sebaiknya Moms tetap tidak seharusnya membiarkan hal ini terjadi berlarut. Moms perlu mencari tahu, apa sih penyebab anak kita mengalami separation anxiety. Tujuannya tentu agar Moms bisa dengan tenang melewati fase ini.





Separation Anxiety pada Bayi 0-11 Bulan

Antara usia 4-7 bulan, bayi mengembangkan rasa "object permanence" atau pemahaman bahwa suatu obyek atau benda tetap ada/permanen, walaupun tidak kelihatan.Bayi belajar bahwa ketika mereka tidak dapat melihat ibu atau ayah, itu berarti mereka telah pergi. Mereka tidak mengerti konsep waktu, jadi mereka tidak tahu ibu akan kembali, dan bisa menjadi kesal karena ketidakhadirannya. Meskipun beberapa bayi menunjukkan perkembangan kognitif tersebut pada usia 4 hingga 5 bulan, sebagian besar mengembangkan kecemasan perpisahan yang lebih kuat pada sekitar 9 bulan.


Separation Anxiety pada Batita/Toddlers 1-2.5 tahun

Waktu terjadinya separation anxiety dapat bervariasi. Beberapa anak mungkin tidak muncul saat bayi namun baru mengalaminya nanti, antara usia 18 bulan dan 2,5 tahun. Namun, kondisi anak yang berbeda bisa memperparah gejala atau tanda yang muncul seperti kondisi yang sering terjadi dan memicu perasaan cemas karena berpisah dari orang tua: situasi pengasuhan anak atau pengasuh baru, saudara baru, pindah ke tempat baru, atau ketegangan di rumah.


Separation Anxiety pada Balita/Preschooler 3-6 tahun

Pada saat anak-anak berusia 3 tahun adalah waktu paling jelas memahami efek kecemasan atau permohonan perpisahan mereka terhadap kita. Hal ini karena umur tersebut anak-anak sudah lebih bisa mengutarakan pendapat melalui kata-kata.


Tenang Moms, kami punya tips untuk melewatinya!


1. Berhenti sejenak


Jika anak mulai menangis atau tantrum moms perlu melakukan jeda sejenak untuk mencari tahu alasan kecemasannya. Tetap tenang adalah kuncinya. Ingatlah bahwa keengganan si kecil untuk jauh dari Anda adalah pertanda baik bahwa telah terbentuk bonding/keterikatan yang sehat diantara Moms dan si kecil.


2. Afirmasi Positif


Lakukan afirmasi positif untuk bayi dibawah 12 bulan atau untuk si kecil yang belum lancar berbicara. Jelaskan dengan lembut apa tujuan anda berpisah. “Adek main dulu dengan nenek ya, mama perlu mandi” sebagai contoh. Jelaskan pula kapan akan kembali untuk bersama dengan si kecil. Percayalah, afirmasi positif dengan hati yang yakin akan selalu berdampak baik untuk ketenangan si kecil.


3. Tanyakan kepada si kecil alasan merasa cemas


Untuk anak diatas 2.5 tahun, kemampuan bicara sudah semakin baik. Tanyakan apa yang membuatnya cemas. Jadilah orang tua yang selalu mengutamakan koneksi sebelum mengoreksi. Dengarkan dan pahami keinginannya.


4. Tenang dan konsisten


Merupakan kunci utama melatih anak untuk dapat melewati fase ini. Tetap tenang dan tunjukkan kepercayaan pada anak Anda. Yakinkan dia bahwa Anda akan kembali dan jelaskan kapan Anda akan kembali menggunakan konsep yang akan dipahami anak-anak (seperti setelah tidur siang). Berikan perhatian penuh saat Anda mengucapkan selamat tinggal, dan saat Anda mengatakan akan pergi. Jika perpisahan menjadi kebutuhan yang teratur (seperti pergi kerja), lakukan secara konsisten dan tetap berusaha tidak merubah bagaimana anda menanggapi nya. Cobalah untuk melakukan perpisahan yang sama dengan ritual yang sama pada waktu yang sama setiap hari Anda berpisah. Rutinitas dapat mengurangi sakit hati dan akan memungkinkan anak Anda untuk secara bersamaan membangun kepercayaan pada kemandiriannya.


5. Tepati janji Moms dan jangan kembali sebelum waktunya!


Anda akan membangun kepercayaan dan kemandirian saat anak Anda menjadi percaya diri dengan kemampuannya untuk beraktifitas tanpa Anda karena si kecil tau Moms akan menepati janji untuk kembali. Kesalahan terbesar yang biasa para ibu lakukan adalah "mengunjungi" si kecil lebih cepat sebelum waktu yang disepakati, kecuali jika memang selesai lebih cepat. Karena jika perlu berpisah lagi, moms tidak hanya memperpanjang kecemasan perpisahan, tapi si kecil perlu memulai lagi dari awal dalam prosesnya. Hasilnya, esoknya saat moms perlu pergi lagi, si kecil akan jauh lebih susah dalam berpisah.


6. Latihan berpisah dengan si kecil


Terakhir, seperti yang kita ketahui practice makes perfect. Perkenalkan orang dan tempat baru secara perlahan. Jika Anda berencana untuk meninggalkan si kecil dengan kerabat atau pengasuh baru, undang orang itu terlebih dahulu sehingga mereka dapat menghabiskan waktu bersama dengan si kecil saat moms masih bisa menemani. Mulailah dengan waktu yang singkat, terus bertahap hingga waktu yang lebih lama.



401 views0 comments
bottom of page