
Si kecil yang tadinya selalu lahap makan makanan yang disajikan belakangan malah menolaknya? Setiap kali disuapi saat waktu makan, mulutnya tertutup rapat. Wah, mereka mulai gerakan tutup mulut, nih! Moms pun bingung, apa yang salah? Apakah mereka sakit? Makanannya tidak enak? Kapan mereka mau makan lagi? Sebelum makin panik, cek dulu beberapa penyebab dan cara mengatasinya berikut.
Penyebab Anak Mogok Makan
Sebenarnya, Moms, meskipun membuat gusar, mogok makan adalah hal yang umum terjadi ketika anak balita memasuki masa tumbuh kembang. Pertumbuhan yang pesat pada masa bayi tiba-tiba melambat, laparnya si kecil tidak lagi seperti dulu. Dia juga telah belajar untuk menolak makanan yang ditawarkan.
Perubahan perilaku tersebut bisa jadi disebabkan beberapa hal berikut:
1. Pertumbuhan melambat
Ketika anak mulai berusia 1 tahun, pertumbuhannya melambat. Kalori yang ia butuhkan lebih sedikit dari sebelumnya sehingga jumlah makanan yang ia konsumsi jadi berkurang juga. Kenaikan berat badannya juga jadi lebih minim.
2. Lebih mandiri dan ingin terlibat dengan sekitarnya
Pertumbuhan melambat seperti disebutkan di atas bukan berarti berhenti, Moms. Memasuki usia 1 tahun, keterampilan anak bertambah, seperti berdiri, berjalan, dan berbicara. Sejalan dengan itu, terjadi perubahan dari sisi psikologis dan emosi anak. Ia merasa lebih mandiri dan ingin selalu terlibat dengan sekitar.
Karena itu, ia lebih memilih untuk bermain, menonton TV, dan lainnya yang membuat senang. Baginya, makan hanya akan mengambil waktu bersenang-senang sehingga anak pun menolak makan.
3. Memasuki fase negativisme
Perubahan psikologis dan emosi juga terjadi karena si kecil memasuki fase negativisme, yaitu mulai menolak dan membangkang saran dari orang lain. Anak malah akan melakukan apa yang dilarang dan tidak mematuhi permintaan orang lain. Termasuk, dalam urusan makan, dia akan menolak ketika diajak makan.
3. Bosan menu makanan dan suasana makan
Anak mulai merasa bahwa waktu makan adalah suatu kewajiban, bukan lagi sesuatu yang fun dan aktivitas yang menghibur. Oleh karena itu, mereka menolak untuk makan dan lebih memilih kegiatan lain yang membuatnya senang dan terhibur.
Ditambah lagi jika makanan yang disajikan “itu-itu” saja. Oleh karena pada awalnya anak menyukai makanan tersebut, Anda berulang kali memberikannya (hampir setiap hari) dengan asumsi anak tetap suka. Anak jadi bosan dan pengalaman seru waktu makan jadi hilang karena anak tidak dikenalkan dengan berbagai makanan.
4. Sering mengonsumsi makanan sampingan
Penolakan anak pada makanan utama membuat Anda mencoba makanan lain--seperti susu yang lebih banyak, mi instan, donat, fast food, atau camilan tak sehat lain. Alasannya, bagi Anda yang penting perut anak terisi. Oleh karena itu, selain rasa laparnya jadi hilang jika terlalu banyak mengonsumsi makanan sampingan tadi, anak lebih memilih makanan-makanan tersebut. Kalau tidak diberikan, ia akan GTM.
5. Sakit
Radang tenggorokan atau pilek yang membuat anak sulit bernapas akan membuat nafsu makanan menurun. Oleh karena itu, anak menolak menu apa pun yang Anda tawarkan. Sakit lainnya yang bisa anak rasakan dan membuatnya mogok makan antara lain, kembung, sakit perut, dan sembelit.
Cara Mengatasi Anak Mogok Makan
Namun, walaupun gerakan tutup mulut adalah hal normal, tetap saja membuat frustasi, ya. Dikhawatirkan anak akan kekurangan nutrisi kalau sering menolak makanan. Coba Moms atasi GTM anak tersebut dengan beberapa cara berikut.
1. Makan di tempat makan dan porsi kecil
Setiap jam makan, bawa anak duduk di kursi makannya. Lalu, berikan makanannya yang sudah Anda siapkan dalam porsi kecil saja. Boleh tawarkan apakah dia mau tambah atau tidak. Makanan yang terlihat dalam jumlah banyak akan membuat anak merasa kewalahan. Jadinya, dia akan menolak makan karena merasa berat untuk dihabiskan.
2. Biarkan bereksplorasi dengan makanannya
Setelah menyajikan makanan, biarkan anak menyuap sendiri atau bereksplorasi dengan makanannya. Kalau belum belajar makan sendiri, Anda dapat menyuapinya, tapi tetap biarkan jika anak ingin memegang makanannya.
3. Biarkan menentukan durasi makannya
Jika anak sudah ingin berhenti dan belum habis, hindari memaksa anak untuk menghabiskannya. Selain itu, beri kesempatan anak untuk mengatur kapan harus berhenti makan. Dengan cara ini, menghindari anak merasa bahwa makan adalah aktivitas yang menyebalkan dan menghabiskan waktu bermainnya.
4. Batasi camilan
Camilan sebelum makan dapat merusak selera makan balita Anda. Ia hanya akan menghadapi waktu makan dalam keadaan kenyang. Batasi dengan membolehkannya mencamil setidaknya satu jam sebelum makan.
5. Atur kursi makannya
Bisa jadi anak mogok makan karena tidak nyaman dengan tempat makannya. Apakah kursinya sudah terasa sempit? Atau, dia merasa “terkurung” dengan kursi makannya? Coba Moms atur kembali kursi makan si kecil, bisa dengan melepas meja kursinya atau mendudukkan anak di kursi pada meja makan seperti orang tuanya.
6. Tetap tawari makan
Jangan menyerah untuk menawari anak makan. Kalau dia menolak, tunggu beberapa lama dan tawari lagi makanan tersebut pada mereka. Ketika mereka merasa lapar, pasti akan meminta makan. Selain itu, pastikan makanan yang ada di piringnya adalah makanan yang bergizi. Jika ingin membuat pilihan makanan, bikin menu yang bernutrisi. Jangan lupa, kalau bisa, menyajikan makanan dengan cara kreatif.
7. Jadikan waktu makan sebagai pengalaman yang menyenangkan
Matikan TV atau gadget supaya anak bisa fokus makan. Temani anak dengan makan bersamanya. Serta, ajak anak untuk bercerita mengenai dirinya atau apa pun yang menarik minatnya.
Ingat juga, ya, Moms. hanya karena anak mogok makan, bukan berarti dia menolak Anda. Bukan juga cerminan dari teknik Anda mengasuh anak. Selama anak tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai usianya--seperti yang dikonfirmasi ketika konsultasi ke dokter-- Anda dapat mengurangi kekhawatiran yang ada.
Namun, jika berat badan anak malah terus menurun atau tidak bertambah sedikit pun, langsung cek ke dokter. Dokter akan mencari penyebab dan membantu mencari strategi mengatasi gerakan tutup mulutnya.