top of page

Emosi Naik Turun saat Merawat si Kecil? Ini 6 Cara Mengatasi Baby Blues

Menjadi ibu adalah sebuah pengalaman yang sangat berharga dan penuh kebahagiaan. Di sisi lain, dapat juga jadi hal yang menakutkan paling membuat stres. Emosi pun sering naik turun ketika menjalani peran sebagai ibu bagi bayi yang baru lahir dan berpotensi menimbulkan baby blues. Untuk menghindari dampak yang lebih buruk, ada beberapa cara mengatasi baby blues yang dapat Moms coba.


Kenali Baby Blues


Bukan hanya kegembiraan melihat si kecil hadir ke dunia ini, tapi seorang ibu juga menghadapi beberapa tantangan. Kurang tidur, berat badan yang ingin diturunkan, tidak sempat bersantai, hingga tanggung jawab besar untuk menjaga si kecil selalu sehat dan terawat. Dampaknya, menurut penelitian, kombinasi emosi yang seperti roller coaster tersebut membuat sekitar 80% ibu baru pernah mengalami postpartum blues--atau, biasa disebut baby blues.


Baby blues dapat terjadi pada beberapa jam atau hari pertama setelah melahirkan dengan beberapa gejala, antara lain:

  • Merasa kesedihan yang mendalam.

  • Sering menangis.

  • Mengalami mood swings.

  • Susah tidur.

  • Merasa kewalahan.

  • Merasa tidak pantas sebagai orangtua.

  • Cemas tidak dekat dengan bayi Anda.


Cara Mengatasi Baby Blues


Jangan abaikan baby blues karena berpotensi menimbulkan postpartum depression atau depresi pascamelahirkan. Jika Anda mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas, coba cara mengatasi baby blues berikut.


1. Mengakui kesulitan pada diri sendiri


Banyak wanita yang menemukan bahwa menjadi ibu itu ternyata sulit dan bikin frustasi. Namun, seringkali mereka malu untuk mengakui punya pemikiran seperti itu. Akibatnya, mereka pendam sendiri dan berpotensi menimbulkan baby blues. Solusinya? Sadari bahwa Anda tidak perlu malu dan memendamnya sendiri. Tentu, hal tersebut lebih gampang diucapkan dari dilakukan.


Namun, coba untuk mengawali dengan mengakui apa yang Anda rasakan. Takut? Hidup berubah banget? Stres lihat stretch marks? Katakan semua pada diri sendiri. Ingat juga kalau ada jutaan wanita lainnya yang mengalami perjalanan menjadi ibu yang sama--tidak selamanya senang-senang saja. Anda pasti lega mengetahui bahwa Anda tidak sendirian.


2. Beranikan diri meminta bantuan


Jangan ragu bilang pada pasangan, keluarga, atau teman apa yang dapat mereka lakukan untuk membantu Anda. Sesederhana menjaga si kecil ketika Anda mandi, berbelanja di supermarket, atau menyiapkan makanan untuk keluarga.


Jika selama ini Anda dan pasangan sudah saling membantu dan melalui bersama, coba duduk bersama di penghujung hari untuk tarik napas dalam-dalam bersama. Tidak perlu lama-lama, satu menit saja. Pandangi juga mata pasangan satu sama lain. Cara ini dapat menenangkan pikiran dan mengatur stres lebih baik.


3. Ngobrol dengan teman


Ibu baru seringkali memiliki jarak dengan lingkungan sosialnya. Kesibukan merawat bayi dengan segala tanggung jawabnya akan memakan banyak waktu. Anda pun bisa merasa terasing dari teman-teman sebaya. Oleh karena itu, sesekali, sempatkan untuk menyapa teman-teman yang masih sering berhubungan.


Sebenarnya, jika memungkinkan, atur jadwal meet up dengan teman di kafe--pada waktu yang cukup luang. Namun, meet up melalui video call juga cukup untuk saat ini. Anda dan teman-teman tetap dapat mengobrol ngalor-ngidul sekalipun lewat online, sekaligus tetap dapat saling tukar cerita dan informasi mengenai pengasuhan anak. Perasaan dan pikiran akan menjadi rileks setelahnya.


4. Cukup tidur dengan mengutamakan kualitas


Terbangun oleh bayi Anda pada tengah malam adalah rutinitas baru bagi seorang ibu. Anda tidak dapat menghindarinya. Namun, Anda dapat mempelajari waktu-waktu si kecil terbangun dan mengaturnya dengan jadwa tidur. Misalnya, Anda sudah beranjak tidur 1,5 - 2 jam sebelum si kecil bakal terbangun.


Oleh karena itu, kurangi asupan kafein yang dapat menahan kantuk dan matikan atau hentikan cek gadget sejam sebelum tidur. Juga, minta bantuan pasangan untuk menjaga si kecil ketika dia terbangun sehingga Anda tetap bisa tidur sepanjang malam--kecuali harus memberikan ASI. Dengan begitu, tidur Anda akan berkualitas meski singkat, Anda pun merasa lebih rileks.


5. Sentuh bayi Anda


Melansir dari The Bump, menurut penelitian yang dipublikasikan di The Journal of Obstetric, Gynecologic, & Neonatal Nursing, ibu yang setidaknya melakukan kontak skin-to-skin dengan bayi selama enam jam per hari, dalam minggu pertama kelahirannya, tercatat memiliki perilaku depresi dengan tingkat rendah.


Selain itu, kontak skin-to-skin selama tiga jam per hari saja, mampu mengurangi bayi Anda menangis hingga 43%. Jadi, jangan ragu untuk sering menyentuh buah hati Anda, Moms.


6. Latihan mindfulness


Situasi ketika Anda fokus dengan keadaan sekitar dan emosi yang dirasakan saat ini, sambil berpikiran terbuka, adalah apa yang disebut mindfulness. Menurut penelitian University of Wisconsin-Madison dan University of California, San Francisco, mindfulness dapat menurunkan kemungkinan depresi pasca melahirkan.


Anda dapat melatih diri untuk memiliki atau menjadi mindfulness dengan melakukan yoga atau meditasi. Lagi-lagi, tidak perlu lama-lama, 10 menit per hari juga cukup. Anda dapat melakukannya dengan panduan video-video dari YouTube yang banyak menyuguhkan pilihan yoga atau meditasi yang mudah diikuti. Juga, bisa di pagi hari atau ketika si kecil masih tidur.


Itulah enam cara mengatasi baby blues. Moms. Kondisi baby blues biasanya terjadi selama beberapa hari hingga dua minggu. Jika lebih dari waktu tersebut, segera konsultasikan pada ahli untuk menghindari terjadinya depresi pasca melahirkan yang lebih sulit diatasi.


151 views0 comments
bottom of page