top of page

Balita Anda jadi Picky Eater? Ini 10 Cara Mudah untuk Mengatasinya



Tadinya, anak Anda mau saja makan setiap makanan yang Anda sediakan, termasuk sayuran. Begitu masuk usia balita, dia hanya mau makan dengan chicken nugget atau sosis saja. Anda bahkan sudah berusaha menyajikan makanan dengan bentuk yang kreatif, tapi anak tetap tidak menyentuhnya. Anda pun jengkel sekaligus bingung mengapa si kecil jadi pilih-pilih makanan alias picky eater. Jangan panik dulu, coba cara-cara di bawah ini untuk mengatasi “si picky eater”.


Fase Picky Eater


Walaupun merepotkan, picky eater adalah hal yang wajar terjadi pada masa tumbuh kembang anak. Hal senada diungkapkan Lee Gibson, PhD, Direktur Pusat Penelitian Psikologi Klinis dan Kesehatan di Universitas Roehampton di London, kepada NBC News, bahwa rewel atau pilih-pilih makan adalah perilaku normal pada anak kecil.


Bahkan, penelitian Lee Gibson dan rekan-rekannya tentang dampak picky eater--yang pernah di muat di jurnal Current Obesity Reports--menunjukkan bahwa picky eater tidak membuat anak berisiko jadi obesitas. Namun, memang, jika terlalu pemilih, justru meningkatkan risiko anak menjadi kekurangan nutrisi dalam jangka panjang, yang akan menimbulkan masalah kesehatan lain dan menghambat pertumbuhan anak.


Penyebab Anak jadi Picky Eater


Sebelum mengatasinya, ketahui beberapa hal yang biasanya menyebabkan anak jadi picky eater, antara lain:


1. Sudah lebih mandiri


Begitu si kecil sudah mulai berjalan dan berbicara, perasaan independen mereka mulai berkembang. Dampaknya, anak mulai punya kesadaran bertindak atas kemauannya sendiri. Mereka tahu sudah bisa menolak makanan, melarikan diri, atau menangis sebagai bentuk protes.


2. Lebih intuitif


Balita sudah dapat memerhatikan pola makanan, yaitu menganggap makanan yang “enak” adalah makanan manis dan makanan tidak enak adalah berwarna hijau. Pola makan ini dia pelajari ketika masih bayi. Produk makanan bayi menggabungkan sayur dengan makanan manis, seperti apel atau pisang.


Ketika Moms coba mengenalkan sayuran hijau murni (tidak manis), balita merasakan perbedaan dan menolaknya. Oleh karena itu, orang tua perlu mengenalkan variasi makanan sejak dini atau suapan pertamanya.


3. Sudah mempelajari tekstur makanan yang mereka suka dan tidak suka


Selain rasa, tekstur makanan yang terlambat dikenalkan dapat menyebabkan anak jadi picky eater. Misalnya, waktu bayi, lebih sering memakan makanan yang lembut. Begitu besar, si kecil tidak suka makanan yang renyah, berlendir, kenyal, dan sebagainya.


Selain itu, bukan hanya satu jenis makanan yang akan dia tolak, tapi makanan lain yang bertekstur sama. Misalnya, anak tidak suka makanan yang renyah sehingga akan menolak buah apel atau sayur seledri.


Tips Mengatasi Anak yang Picky Eater


Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa perilaku pilih-pilih makanan adalah hal wajar pada balita. Seiring berjalannya waktu, dia akan mulai menyukai variasi dan menyadari pentingnya nutrisi pada makanan. Sambil menanti saat tersebut tiba, Anda dapat mengajarkannya untuk tidak picky eater sekaligus mencegah anak kekurangan nutrisi dengan cara-cara, seperti:


1. Biarkan anak memainkan makanannya


Semakin Anda memaksa anak untuk makan, semakin tidak mau anak untuk makan. Oleh karena itu, jika melihat anak malah memainkan makanannya dan bukan memakannya, biarkan saja dulu. Dengan cara tersebut, anak akan mempelajari bentuk, tekstur, atau bau makanan.


2. Tetap siapkan makanan sehat


Meskipun berulang kali anak menolak memakan makanan sehat yang Anda sajikan, jangan berhenti untuk tetap menyajikan makanan sehat tadi. Memang butuh kesabaran dan konsistensi. Namun, jika Anda gigih menyajikannya, akan tumbuh rasa penasaran dan anak akan mencoba mencicipinya. Anak butuh proses sebelum terbiasa dengan menu makanan baru.


3. Sajikan selang-seling


Untuk membantu membangun kebiasaan memakan beragam makanan, jangan sajikan makanan yang sama dalam dua hari berturut-turut. Selingi jenis makanan yang disajikan. Contoh, hari ini makan wortel, besok adalah brokoli, lalu lusa ada kacang merah, baru wortel lagi.


4. Ajak anak menyiapkan makanan


Libatkan si kecil dalam kegiatan mempersiapkan makanannya. Mulai dari belanja bahan makanan ke pasar atau supermarket. Minta anak untuk memilih sendiri sayur, buah, atau makanan sehat lainnya sewaktu belanja tersebut. Begitu juga ketika memasak, ajak anak untuk mencuci bahan makanan yang telah dibelinya dan mengatur meja makan.


5. Porsi yang kecil


Sajikan makanan-makanan baru mereka dengan porsi kecil dulu. Biarkan anak terbiasa dengan bentuk, tekstur, dan rasanya. Porsi kecil juga mencegah anak kekenyangan atau begah. Anda dapat menambah porsinya secara bertahap begitu anak mulai terbiasa memakan makanan tersebut.


6. Jadwal makan teratur


Kadang, anak enggan makan karena merasa sudah kenyang ketika makanan tersebut disajikan. Oleh sebab itu, atur jadwal makan anak dengan bijak, yaitu makan besar tiga kali sehari dan selingi dengan snack di antaranya.


Pilih juga asupan yang akan mereka konsumsi. Misalnya, berikan snack secukupnya dan pilih jenis snack yang sehat. Hindari memberi minuman kemasan yang manis, terutama di antara waktu makan. Dengan begitu, ketika waktu makan tiba, anak mau mengonsumsi makanan yang disajikan karena memang sudah merasa lapar.


7. Sajikan dengan makanan favoritnya


Anda juga dapat mengenalkan makanan-makanan baru dan sehat dengan menyajikan bersama makanan kesukaan si kecil. Misalnya, nugget dengan brokoli atau wortel yang diberi taburan keju. Cara ini untuk membuat sesuatu yang baru tidak begitu “mengintimidasinya”.


8. Makan bersama keluarga


Ajak anak makan di meja makan bersama Anda dan suami Anda. Sambil makan, dapat mengajaknya mengobrol atau membiarkannya bercerita mengenai topik-topik yang menarik minatnya. Santap juga makanan yang serupa dengan anak. Ketika anak melihat Anda menikmati makanan juga memberikan perhatian padanya, dia pasti lebih bersemangat menghabiskan makanannya.


9. Jangan jadikan makanan lain sebagai hadiah atau hukuman


Sering orang tua “menyogok” anak untuk makan dengan makanan lain yang jadi favoritnya. Hindari hal tersebut, ya, Moms. Anak akan menganggap makanan yang Anda sajikan bukan makanan yang enak. Sedangkan, makanan yang jadi hadiahnya adalah sesuatu yang spesial bagi anak.


10. Jauhi dari TV atau gadget saat makan


Matikan TV atau gadget ketika sedang makan sehingga anak lebih fokus pada makanannya. Harap diingat, nih, Moms, bahwa iklan-iklan di TV atau YouTube dapat mendorong keinginan anak untuk mengonsumsi makanan manis, tapi kurang bergizi.


Ingat juga, Moms ….


Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak Anda jika timbul kekhawatiran tentang pola makan anak. Dokter dapat membantu memecahkan masalah dan memastikan si kecil mendapat semua nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh kembangnya. Lakukan yang terbaik untuk membimbing anak agar mengonsumsi makanan sehat.


216 views0 comments
bottom of page