top of page

Laki-Laki atau Perempuan, ya? 7 Mitos tentang Jenis Kelamin Bayi dalam Kandungan

Begitu kabar kehamilan Anda umumkan, pertanyaan selanjutnya yang sering muncul adalah apa jenis kelamin calon bayi. Memang sulit langsung mengetahui jenis kelamin calon bayi tanpa bantuan sains atau ilmu kedokteran. Namun, untuk menambah semangat dan ketenangan pikiran, kita sering menebak-nebak sendiri jenis kelamin mereka sebelum lahir. Oleh karena itu, muncul berbagai mitos mengenai jenis kelamin calon bayi, yang sudah beredar selama berabad-abad.


7 Mitos ketika Memprediksi Jenis Kelamin Bayi dalam Kandungan


Kebahagiaan memperoleh anggota keluarga baru dibarengi dengan rasa penasaran seperti apa dia nantinya. Oleh karena itu, orangtua sering menebak-nebak sendiri jenis kelamin calon bayinya berdasarkan mitos yang sering mereka dengar. Mitos tersebut seringkali disampaikan oleh keluarga, kerabat, teman-teman dekat, bahkan orang yang baru mereka jumpai.


Tidak. Tidak ada masalah jika Anda ingin menebak-nebak sendiri jenis kelamin bayi. Sebab, sebenarnya tebakan Anda memiliki kemungkinan 50/50 menjadi benar--apapun metode tebakannya. Berikut beberapa mitos yang sering beredar di masyarakat kita. Jadi, Moms, selamat kalau tebakan Anda benar. Namun, kalau salah, jangan berkecil hati karena semua bayi sama. Iya, kan?


1. “Bentuk perut lonjong pertanda bayinya laki-laki”


Mitos: Bayi yang dikandung adalah perempuan kalau bentuk perut kehamilan ibu membulat. Sedangkan, kalau bentuk perut ibu lonjong, artinya akan melahirkan bayi laki-laki.


Fakta: Belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa bentuk perut ketika hamil dapat memperlihatkan jenis kelamin bayi. Bentuk perut saat hamil dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:


  • Bentuk badan ibu

  • Tahap kehamilan

  • Tinggi badan

  • Berat badan

  • Usia

  • Bentuk perut

  • Wanita dengan torso pendek, bentuk perutnya cenderung lonjong.

  • Bentuk perut melebar karena posisi bayi “berbaring” menyamping.


2. “Bayi perempuan jika rambut ibu yang tumbuh tipis”


Mitos: Anda akan memperoleh bayi laki-laki jika Anda memiliki rambut yang tebal. Sebaliknya, jenis kelamin bayi adalah perempuan kalau rambut Anda tipis. Atau, bayi Anda akan laki-laki kalau rambut pada kaki tumbuh lebih cepat, sedangkan bayi perempuan tidak.


Fakta: Pertumbuhan rambut, kulit, dan kuku Anda memang dipengaruhi hormon dalam tubuh Anda. Namun, tingkat hormon selama kehamilan bayi perempuan atau laki-laki tidak berbeda. Calon bayi tidak punya cukup hormon untuk memengaruhi pertumbuhan rambut ibu. Faktor yang membedakan tipis dan tebal rambut Anda adalah usia.


3. “Kalau detak jantung janin lambat, berarti jenis kelaminnya laki-laki”


Mitos: Jika detak jantung janin lebih dari 140 bpm (beats per minute), berarti jenis kelamin bayinya perempuan. Sebaliknya, kalau kurang dari 140 bpm, bayi yang sedang Anda kandung adalah laki-laki.


Fakta: Tidak ada perbedaan signifikan antara denyut jantung bayi laki-laki dan perempuan. Hal ini diperkuat sebuah penelitian di tahun 2006--melansir dari Healthline--pada sekelompok ibu hamil yang menemukan bahwa denyut jantung bayi laki-laki pada trimester pertama adalah 154,9 bpm. Sedangkan, denyut jantung bayi perempuan di trimester pertama adalah 151,7 bpm. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara denyut jantung bayi dengan jenis kelaminnya.


4. “Senang makan makanan manis selama hamil berarti bayinya perempuan”


Mitos: Ibu hamil yang ngidam makan makanan manis, artinya akan melahirkan bayi perempuan. Sedangkan, kalau banyak pengen makanan asam atau asin, Moms sedang mengandung bayi laki-laki.


Fakta: Tidak ada penelitian ilmiah yang membuktikan keinginan makan makanan manis atau asin ada hubungannya dengan jenis kelamin bayi yang sedang Anda kandung. Keinginan makan makanan tertentu ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu perubahan hormon dan kurangnya nutrisi tertentu. Ibu hamil yang ngidam makanan manis juga karena kadar gula darah rendah, kelelahan, atau kurang tidur.


5. Sering mengalami morning sickness pertanda bayinya perempuan


Mitos: Salah satu tanda awal kehamilan adalah mengalami morning sickness. Kalau Anda sering merasakan morning sickness, konon bayi yang dikandung adalah perempuan. Namun, kalau tidak mengalami morning sickness, bayinya kemungkinan besar adalah laki-laki.


Fakta: Memang, ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa ibu hamil dengan bayi perempuan sering mengalami morning sickness yang cukup berat pada trimester pertama. Penyebabnya, kadar hormon ketika mengandung bayi perempuan memicu morning sickness yang tinggi.


Namun, tetap saja, morning sickness tidak dapat dijadikan acuan untuk mengetahui jenis kelamin bayi. Ibu hamil yang mengandung bayi laki-laki juga bisa mengalami morning sickness. Selain itu, morning sickness yang berat dapat juga terjadi kalau bayi yang Anda kandung adalah kembar. Sebab, jumlah hormon dalam tubuh bertambah banyak ketika mengandung bayi kembar.


6. “Kalau Moms tampak glowing ketika mengandung, bayinya laki-laki”


Mitos: Penampilan ibu selama hamil dan jenis bayi yang dikandungnya juga sering dihubung-hubungkan. Jika kulit ibu menjadi kusam, berminyak, atau berjerawat selama hamil, tandanya mengandung bayi perempuan. Sebaliknya, jika ibu tampak lebih glowing, bayinya laki-laki.


Fakta: Hal ini hanya mitos, ya, Moms. Kondisi kulit selama kehamilan dipengaruhi oleh hormon dan perubahan lainnya dalam tubuh Anda. Tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin bayi yang sedang dikandung.


7. “Suami bertambah gemuk pertanda bayinya perempuan”


Kalau mitos ini tidak dialami oleh ibu, melainkan sang suami. Katanya, suami yang berat badannya bertambah selama sang istri hamil, tandanya akan mendapat bayi perempuan.


Fakta: Salah banget! Secara logis, tidak masuk akal pertambahan berat badan suami terkait dengan jenis kelamin bayi yang akan Anda lahirkan. Kok, Anda yang mengandung, suami yang bertambah berat badannya?


Namun, ada kalanya pasangan Anda mengalami apa yang Anda rasakan sebagai ibu hamil. Hal tersebut disebut simpati kehamilan (sindrom Couvade). Suami dapat juga mengalami:


  • Pertambahan berat badan

  • Morning sickness

  • Perubahan mood (mood swings)

  • Nyeri punggung


Penyebab sindrom Couvade masih terus diteliti, tapi yang pasti tidak ada kaitannya dengan jenis kelamin bayi.


385 views0 comments
bottom of page